Cari Blog Ini

Jumat, 24 Februari 2012

Traumatic Stress

Pengertian Secondary Traumatic Stress
Bidang traumatologi (studi mengenai individu yang mengalami trauma) telah mencapai perkembangan yang pesat di akhir dekade ini (Figley, 1995). Salah satu kontribusinya adalah meningkatnya kesadaran bahwa seseorang akan mengalami dampak psikologis yang berat ketika mengalami kejadian yang traumatik. Oleh sebab itu, pada tahun 1980, American Psychiatric Association mempublikasikan adanya diagnosis Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dalam Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder (Third Edition) (DSM-III). Diagnosis ini melihat simtom-simtom yang umumnya dialami oleh individu-individu yang mengalami trauma sebagai gangguan psikiatris. PTSD merepresentasikan betapa berbahayanya pengaruh biopsikososial dari pengalaman traumatis.
Konsep PTSD mendorong penelitian-penelitian di bidang traumatologi. Dari ratusan penelitian dilaporkan bahwa ternyata individu yang tergolong mengalami trauma bukan hanya korban trauma itu sendiri (victims) tapi juga mencakup mereka yang terkena trauma secara tidak langsung (Pickett, 1998). Atau dengan kata lain, individu dapat mengalami trauma tanpa harus secara fisik berhadapan dengan peristiwa traumatik atau mendapatkan ancaman bahaya secara langsung. Selain itu, hanya dengan mendengar tentang kejadian traumatik itupun dapat berpotensi untuk membawa kondisi traumatik. Tidak hanya keluarga dari seseorang yang mengalami trauma yang rentan terhadap trauma sekunder, tetapi juga para pekerja kesehatan mental dan orang-orang lain yang ingin menolong korban (Figley, 1995).
Charles R.Figley dan B.Hudnall Stamm (Stamm, 1999), yang bekerja menangani klien yang trauma pada sebuah Trauma Center, menyadari adanya suatu efek negatif yang dialami oleh para  konselor. Efek ini justru muncul karena upaya seorang konselor dalam memberikan perhatian dan berempati kepada klien serta dorongan yang kuat untuk membantu klien. Menurut Figley dan Stamm (dalam Stamm, 1999), seorang konselor trauma bisa ikut mengalami beberapa simtom yang serupa dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang dimiliki oleh klien mereka. Figley (dalam Richardson, 2001) mendefinisikan situasi ini dengan Secondary Traumatic Stress (selanjutnya disebut STS), yaitu suatu hal yang terjadi secara natural, merupakan suatu konsekuensi tingkah laku dan emosi sebagai akibat dari pengetahuan mengenai suatu peristiwa trauma yang dialami oleh significant other. Istilah ‘sekunder’ mengacu pada kenyataan bahwa trauma itu dialami oleh orang lain, tetapi kemudian ikut dialami oleh pihak yang mengamati, memberikan bantuan, atau mendengarkan kisahnya (Sidabutar, 2003). Figley (1995) juga menyebut kondisi tersebut sebagai “reaksi secondary catastrophic stress”, yang berarti bahwa empati terhadap pengalaman orang lain menghasilkan ketegangan emosional (seperti kesedihan, kemarahan, dll). Hal ini merupakan “harga” dari memberikan perhatian, kepedulian, dan pertolongan pada individu yang mengalami trauma.
Fenomena tentang STS juga diasosiasikan dengan “cost of caring” terhadap  penderitaan emosional orang lain (Figley dalam Rudolph, Stamm, danStamm, 1997). Adanya suatu perasaan simpati yang mendalam dan kesedihan terhadap orang lain yang menderita, disertai dengan keinginan yang kuat untuk meringankan penderitaan mereka dan menghilangkan faktor penyebabnya menyebabkan seseorang mudah untuk mengalami STS (Joinson, dalam Stamm, 1999).
Berdasarkan definisi di atas, maka STS merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan gangguan atau rasa sakit psikologis yang berkembang pada para profesional kesehatan mental yang bekerja dengan klien yang mengalami trauma (Chrestman dalam Stamm, 1999). Meskipun STS merupakan suatu konsekuensi yang alamiah akibat seseorang mendampingi orang lain yang mengalami trauma, namun tentu saja konsekuensi ini dapat menimbulkan stres yang sangat berat.
Dampak  Secondary Traumatic Stress
Para peneliti telah membandingkan efek trauma klien pada pekerja kesehatan mental dengan simtom-simtom PTSD (Conrad dan Perry dalam Hesse, 2002). Mereka sependapat bahwa bekerja dengan klien yang mengalami trauma memiliki efek yang tak dapat dielakkan, mengganggu, dan jangka panjang pada terapis, dan bahwa reaksi ini mungkin saja terjadi tanpa memandang suku, jenis kelamin, usia, dan tingkat keahlian atau profesional seseorang (Edelwichdan Brodsky, dalam Hesse, 2002). Beberapa peneliti yakin bahwa STS  dihasilkan dari proses pemaparan dari pengalaman traumatik yang dialami oleh orang lain. Figley dan Stamm  (Stamm, 1999) melihat bahwa pengalaman bekerja dengan klien yang mengalami trauma dapat mengubah diri seorang konselor atau terapis menjadi lebih baik atau buruk. Dengan demikian, peristiwa dan pengalaman traumatis klien juga mempengaruhi kehidupan pribadi konselor.
Menurut Beaton dan Murphy (dalam Cornille, 1999), individu yang mengalami STS umumnya menunjukkan simtom-simtom yang sama dengan PTSD, antara lain :
  • Adanya gangguan tidur
  • Kemarahan
  • Ketakutan yang intense
  • Gangguan memory
  • Sensitif
  • Cemas
  • Menekan emosi tertentu
  • Mimpi buruk
  • Kehilangan kontrol
  • Depresi
  • Tendensi untuk bunuh diri
Selanjutnya, efek dari STS itu sendiri akan mengganggu fungsi profesional individu. Yassen (dalam Richardson, 2001) menguraikan dampak STS terhadap fungsi profesional individu sebagaimana yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini.
Dampak STS terhadap profesionalitas individu
Tampilan kerja
Moral
Interpersonal
Tingkahlaku
Penurunan kualitas dan kuantitas kerja
Kurang motivasi
Menghindari tugas
Banyak melakukan kesalahan
Standar kerja yang sempurna
Obsesi terhadap detail
Kurang percaya diri
Kehilangan minat
Rasa tidak puas
Sikap negatif
Apati
Menjaga jarak
Merasa hampa
Menghindar dari rekan kerja
Tidak sabar
Penurunan kualitas relasi
Sulit berkomunikasi
Mudah konflik dengan rekan kerja
Sering tidak masuk kerja
Lelah
Mudah marah
Tidak bertanggungjawab
Terlalu banyak bekerja
Sering berganti-ganti pekerjaan
(Yassen, dalam Richardson 2001)

Trauma

Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka (Cerney, dalam Pickett, 1998). Kata trauma digunakan untuk menggambarkan kejadian atau situasi yang dialami oleh korban. Kejadian atau pengalaman traumatik akan dihayati secara berbeda-beda antara individu yang satu dengan lainnya, sehingga setiap orang akan memiliki reaksi yang berbeda pula pada saat menghadapi kejadian yang traumatik.  Pengalaman traumatik adalah suatu kejadian yang dialami atau disaksikan oleh individu, yang mengancam keselamatan dirinya (Lonergan, 1999). Oleh sebab itu, merupakan suatu hal yang wajar ketika seseorang mengalami shock baik secara fisik maupun emosional sebagai suatu reaksi stres atas kejadian traumatik tersebut. Kadangkala efek aftershock ini baru terjadi setelah beberapa jam, hari, atau bahkan berminggu-minggu. Respon individual yang terjadi umumnya adalah perasaan takut, tidak berdaya, atau merasa ngeri. Gejala dan simtom yang muncul tergantung pada seberapa parah kejadian tersebut. Demikian pula cara individu menghadapi krisis tersebut akan tergantung pula pada pengalaman dan sejarah masa lalu mereka.
Menurut Stamm (1999), stres traumatik merupakan suatu reaksi yang alamiah terhadap peristiwa yang mengandung kekerasan (seperti kekerasan kelompok, pemerkosaan, kecelakaan, dan bencana alam) atau kondisi dalam kehidupan yang mengerikan (seperti kemiskinan, deprivasi, dll). Kondisi tersebut disebut juga dengan stres pasca traumatik (atau Post Traumatic Stress Disorder/ PTSD). Menurut Pickett (1998), ada dua bentuk simtom yang dialami oleh individu yaitu : (1) adanya ingatan terus menerus tentang kejadian atau peristiwa tersebut, dan (2) mengalami mati rasa atau berkurangnya respon individu terhadap lingkungannya. Kondisi tersebut selanjutnya akan mempengaruhi fungsi adaptif individu dengan lingkungannya. Seringkali, peristiwa yang traumatik akan sangat menyakitkan sehingga bantuan dari para ahli akan diperlukan dalam mengatasi trauma yang dialami.

STRES.....

Seringkali stres didefinisikan dengan hanya melihat dari stimulus atau respon yang dialami seseorang. Definisi stres dari stimulus terfokus pada kejadian di lingkungan seperti misalnya bencana alam, kondisi berbahaya, penyakit, atau berhenti dari kerja. Definisi ini menyangkut asumsi bahwa situasi demikian memang sangat menekan tapi tidak memperhatikan perbedaan individual dalam mengevaluasi kejadian. Sedangkan definisi stres dari respon mengacu pada keadaan stres, reaksi seseorang terhadap stres, atau berada dalam keadaan di bawah stres (Lazarus & Folkman, 1984).
Definisi stres dengan hanya melihat dari stimulus yang dialami seseorang, memiliki keterbatasan karena tidak memperhatikan adanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai stresor. Sedangkan jika stres didefinisikan dari respon, maka tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana yang akan jadi stresor dan mana yang tidak. Untuk mengenalinya, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi yang terjadi. Selain itu, banyak respon dapat mengindikasikan stres psikologis yang padahal sebenarnya bukan merupakan stres psikologis. Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa respon tidak dapat secara reliabel dinilai sebagai reaksi stres psikologis tanpa adanya referensi dari stimulus (Lazarus & Folkman, 1984).
Singkatnya, semua pendekatan stimulus-respon mengacu pada pertanyaan krusial mengenai stimulus yang menghasilkan respon stres tertentu dan respon yang mengindikasikan stresor tertentu. Yang mendefinisikan stres adalah hubungan stimulus-respon yang diobservasi, bukan stimulus atau respon. Stimulus merupakan suatu stresor bila stimulus tersebut menghasilkan respon yang penuh tekanan, dan respon dikatakan penuh tekanan bila respon tersebut dihasilkan oleh tuntutan, deraan, ancaman atau beban. Oleh karena itu, stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihi kekuatannya dan mengancam kesehatannya (Lazarus & Folkman, 1984).
Proses Pengalaman Stres
Stres merupakan persepsi yang dinilai seseorang dari sebuah situasi atau peristiwa. Sebuah situasi yang sama dapat dinilai positif, netral atau negatif oleh orang yang berbeda. Penilaian ini bersifat subjektif pada setiap orang. Oleh karena itu, seseorang dapat merasa lebih stres daripada yang lainnya walaupun mengalami kejadian yang sama. Selain itu, semakin banyak kejadian yang dinilai sebagai stresoroleh seseorang, maka semakin besar kemungkinan seseorang mengalami stres yang lebih berat.
Perbedaan tingkat perkembangan antara anak-anak dengan orang dewasa tidak membuat perbedaan besar dalam hal pembentukan persepsi manusia. Teori appraisal dari Lazarus sudah diaplikasikan dalam penelitian terhadap anak. Salah satu penelitian yang dimaksud adalah penelitian oleh Johnson dan Bradlyn (dalam Wolchik & Sandler, 1997), yang ditujukan untuk meneliti appraisal positif dan negatif terhadap suatu peristiwa serta seberapa besar pengaruh peristiwa tersebut terhadap seorang anak.
Menurut Lazarus (1991) dalam melakukan penilaian tersebut ada dua tahap yang harus dilalui, yaitu :
1. Primary appraisal
Primary appraisal merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang dialami individu. Peristiwa tersebut dapat dipersepsikan positif, netral, atau negatif oleh individu. Peristiwa yang dinilai negatif kemudian dicari kemungkinan adanya harm, threat, atau challenge. Harm adalah penilaian mengenai bahaya yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk atau ancaman yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan tantangan akan kesanggupan untuk mengatasi dan mendapatkan keuntungan dari peristiwa yang terjadi (Lazarus dalam Taylor, 1991). Pentingnya primary appraisal digambarkan dalam suatu studi klasik mengenai stres oleh Speisman, Lazarus, Mordkoff, dan Davidson (dalam Taylor, 1991). Studi ini menunjukkan bahwa stres bergantung pada bagaimana seseorang menilai suatu peristiwa.
Primary appraisal memiliki tiga komponen, yaitu:
  1. Goal relevance; yaitu penilaian yang mengacu pada tujuan yang dimiliki seseorang, yaitu bagaimana hubungan peristiwa yang terjadi dengan tujuan personalnya.
  2. Goal congruence or incongruenc; yaitu penilaian yang mengacu pada apakah hubungan antara peristiwa di lingkungan dan individu tersebut konsisten dengan keinginan individu atau tidak, dan apakah hal tersebut menghalangi atau memfasilitasi tujuan personalnya. Jika hal tersebut menghalanginya, maka disebut sebagai goal incongruence, dan sebaliknya jika hal tersebut memfasilitasinya, maka disebut sebagai goal congruence.
  3. Type of ego involvement; yaitu penilaian yang mengacu pada berbagai macam aspek dari identitas ego atau komitmen seseorang.
2. Secondary appraisal
Secondary appraisal merupakan penilaian mengenai kemampuan individu melakukan coping, beserta sumber daya yang dimilikinya, dan apakah individu cukup mampu menghadapi harm, threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi.
Secondary appraisal memiliki tiga komponen, yaitu:
  1. Blame and credit: penilaian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas situasi menekan yang terjadi atas diri individu.
  2. Coping-potential: penilaian mengenai bagaimana individu dapat mengatasi situasi menekan atau mengaktualisasi komitmen pribadinya.
  3. Future expectancy: penilaian mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin berubah secara psikologis untuk menjadi lebih baik atau buruk.
Pengalaman subjektif akan stres merupakan keseimbangan antara primary dan secondary appraisal. Ketika harm dan threat yang ada cukup besar, sedangkan kemampuan untuk melakukan coping tidak memadai, stres yang besar akan dirasakan oleh individu. Sebaliknya, ketika kemampuan coping besar, stres dapat diminimalkan.

Respon Stres
Taylor (1991) menyatakan, stres dapat menghasilkan berbagai respon. Berbagai peneliti telah membuktikan bahwa respon-respon tersebut dapat berguna sebagai indikator terjadinya stres pada individu, dan mengukur tingkat stres yang dialami individu. Respon stres dapat terlihat dalam berbagai aspek, yaitu:
  1.  
    1. Respon fisiologis; dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan.
    2. Respon kognitif; dapat terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar.
    3. Respon emosi; dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya.
    4. Respon tingkah laku; dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang menekan, dan flight, yaitu menghindari situasi yang menekan.

COPING STRES
Proses Coping Stres
Stres yang muncul pada anak akan membuat anak melakukan suatu coping (Mu’tadin, 2002). Coping adalah suatu tindakan merubah kognitif secara konstan dan merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki individu. Coping yang dilakukan ini berbeda dengan perilaku adaptif otomatis, karena coping membutuhkan suatu usaha, yang mana hal tersebut akan menjadi perilaku otomatis lewat proses belajar. Coping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Namun coping bukan merupakan suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi menekan, karena tidak semua situasi tersebut dapat benar-benar dikuasai. Maka, coping yang efektif untuk dilakukan adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (Lazarus & Folkman, 1984).
Menurut Lazarus & Folkman (1984), dalam melakukan coping, ada dua strategi yang dibedakan menjadi :
1. Problem-focused coping
Problem-focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan.
2. Emotion-focused coping.
Emotion-focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan.
Individu cenderung untuk menggunakan problem-focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurut individu tersebut dapat dikontrolnya. Sebaliknya, individu cenderung menggunakan emotion focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol (Lazarus & Folkman, 1984). Terkadang individu dapat menggunakan kedua strategi tersebut secara bersamaan, namun tidak semua strategi coping pasti digunakan oleh individu (Taylor, 1991). Para peneliti menemukan bahwa penggunaan strategi emotion focused coping oleh anak-anak secara umum meningkat seiring bertambahnya usia mereka (Band & Weisz, Compas et al., dalam Wolchik & Sandler, 1997).
Suatu studi dilakukan oleh Folkman et al. (dalam Taylor, 1991) mengenai kemungkinan variasi dari kedua strategi terdahulu, yaitu problem-focused coping dan emotion focused coping. Hasil studi tersebut menunjukkan adanya delapan strategi coping yang muncul, yaitu :
Problem-focused coping
  1.  
    1. Confrontative coping; usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko.
    2. Seeking social support; yaitu usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain.
    3. Planful problem solving; usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis.
Emotion focused coping
  1.  
    1. Self-control; usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan.
    2. Distancing; usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau menciptakan pandangan-pandangan yang positif, seperti menganggap masalah sebagai lelucon.
    3. Positive reappraisal; usaha mencari makna positif dari permasalahan dengan terfokus pada pengembangan diri, biasanya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religius.
    4. Accepting responsibility; usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya, dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri. Namun strategi ini menjadi tidak baik bila individu tidak seharusnya bertanggung jawab atas masalah tersebut.
    5. Escape/avoidance; usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obat-obatan.
Coping Outcome
Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan, coping yang efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. Sesuai dengan pernyataan tersebut, Cohen dan Lazarus (dalam Taylor, 1991) mengemukakan, agar coping dilakukan dengan efektif, maka strategi coping perlu mengacu pada lima fungsi tugas coping yang dikenal dengan istilah coping task, yaitu :
  1. Mengurangi kondisi lingkungan yang berbahaya dan meningkatkan prospek untuk memperbaikinya
  2. Mentoleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan yang negatif.
  3. Mempertahankan gambaran diri yang positif.
  4. Mempertahankan keseimbangan emosional.
  5. Melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya dengan orang lain.
Menurut Taylor (1991), efektivitas coping tergantung dari keberhasilan pemenuhan coping task. Individu tidak harus memenuhi semua coping task untuk dinyatakan berhasil melakukan coping dengan baik. Setelah coping dapat memenuhi sebagian atau semua fungsi tugas tersebut, maka dapat terlihat bagaimana coping outcome yang dialami tiap individu. Coping outcome adalah kriteria hasil coping untuk menentukan keberhasilan coping. Coping outcome, yaitu :
  1. Ukuran fungsi fisiologis, yaitu coping dinyatakan berhasil bila coping yang dilakukan dapat mengurangi indikator dan arousal stres seperti menurunnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan.
  2. Apakah individu dapat kembali pada keadaan seperti sebelum ia mengalami stres, dan seberapa cepat ia dapat kembali. Coping dinyatakan berhasil bila coping yang dilakukan dapat membawa individu kembali pada keadaan seperti sebelum individu mengalami stres.
  3. Efektivitas dalam mengurangi psychological distress. Coping dinyatakan berhasil jika coping tersebut dapat mengurangi rasa cemas dan depresi pada individu.

Rabu, 22 Februari 2012

Masih tetap Ku nanti


Walau Rembulan
Telah Berubah Warna
Dan Fajar Telah Berlalu
Sedangkan Mentari
Hendak Menepi
... Tetaplah Kau Jadi Milikku
Berdiam Dalam Lubuk Hatiku
Jarak memisah kan
rindu di antara kita
tersekat oleh kasta dunia

... Akan kah dapat bertahan
atau kah kan berakhir
tenggelam biduk cinta
yang telah lama kita sematkan

Pada palung hati
MASIH TETAP KAN KU NANTI
meski nyawa terpisah
dari raga ini.

Bilakah...????????


Bilakah rembulan mengerti hati ini
mungkin dapat mengurai
kesedihan pada jiwa

Biarlah ku gantungkan
... saja pada ranting-ranting yang rapuh
berharap kesakitan itu
semakin terjatuh menjadi belukar lalu
tersapu angin dan menghilang.
Aku sepenggal dari masa lalu
Tak lebih dari kenangan semu.

Aku yang masih mengharapkanmu
Meski bukan cinta, itu...
Aku masih seperti dulu
Karena diriku bagai si punguk merindukan purnamamu,
walau tak mungkin bagiku dengan semua itu

Di sela keegoanku untuk mendapatkan perhatianmu,
tak kunjung ku terhenti di separuh perjuangan kasihku,

Adakah engkau merasa bila diriku merindui...?
Adakah engkau bisikan tentangku yang mencintai?
Hayaku yang tak pasti

Bilakah ini mimpi, biarlah ku terlelap dalam mimpi tentangmu

Mengajarkan


saat bertatap jiwa,, kau ajarkan aku arti kehadiran...
rasa lirih melantunkan cinta yang bersemi ruang jiwa...
memberi arti cinta yang telah kau lembarkan di dinding hati, hidupku penuh warna..
... terfikir kelak cinta kita kan ku rangkul dan genggam sekuat jiwa yang tersasikan di atas garis pena,,

sunyi terasa,, saat kepergianmu menghilang di hati ini...
sesal tiada akhir,, sesal tiada arti, sesal tiada guna,,
semua tak bisa mendatangkan kembali...
ku bangga bisa memiliki walau ada akhir,, bukan selamanya,,,

Selasa, 21 Februari 2012

Kegelisahan

Kegelisahan hati saat tanpamu..
Merasuk jiwa tumbuhkan rasa rindu...
Hampa dan sepi mewarnai hari..
Yang ku lewati tanpa canda tawa mu.,

... Kini ku sendiri tanpa ada yang menemani...
Berteman goresan luka yg teramat lara di hati ini...
Cinta yang dulu selalu ku puja puja..
Kini dengan teganya menggoreskan luka,

Janji yang dulu di ikrarkan untuk BERJALAN BERSAMA..
Kini telah ia ingkari ..
Aku tak mengerti mengapa dia tega..
Padahal aku tak sedikit pun buat ia kecewa.

Kini hancurlah sudah mimpi dan harapan ,
Tinggalah luka dan kecewa yg kini mewarnai jiwa.
Hancur hatiku saat tau .
Tapi apalah daya ku tak tahu harus berbuat apa...
Aku hanya mampu berdoa..
Smga dia temukan bahagi bersama pilihan hatinya..

Dalam sepi

dalam sepi kucipta bayangnmu kususun pesonamu,,lewat ksendirianku.... 
Mendekap... Kesunyian malam membelai kehampaan

Betapa beratku rasa dalam kerinduan...
Merinti pilu menyesak dalam pikiran..
Kutawarkan dengan bayangan...

Sambil merangkai sejuta harapan....
Saat nan indah dalam pelukan
Irama malam jadi hiburan...
Tarian nyamuk menjadi teman...
Bintang malam kian asik menari tiada tau kerinduan hati ini —

Ku coba


Ku coba baca hatimu
Lewat syair yang engkau ukir
Setiap waktu ku mengikutimu
Lewat deretan kata demi kata
Apakah semua itu isi hatimu
... Atau hanya goresan tinta pelengkap netra
Aku tahu, sejauh mana kau melangkah
Dihatimu selalu ada cinta
Kemanapun kakimu berpijak
Pasti kembali walau sejenak
Karena cinta mu
Ada di sisiku ♥

Perkenalan Itu......!!!


Sekilas Menyapa
Tergores Rasa
Ia Tumbuh Seolah Ditaburi Benih
Subur Dan Berkembang
... Perkenalan Sesaat
Begitu Menjerat Sukma
Rindu......Lara
Memendam Perasaan Tiada Berdaya

Andai Saja Mega
Mampu Menyampaikan Resahku
Tuk Ia Hadirkan
Dipangkuan Si Dia
Kuharap Bawakan Cintaku
Yang Bergejolak Di Rongga Dada

Masih bolehkah...????


Masih bolehkah mengingat
... Bila langkah tlah pergi
Mungkin tak akan kembali
Tapi bila hati masih tertinggal
Bagaimana cara lanjutkan hidup
Tanpa sepi yang bergelut

Masih bolehkah kupandangi
Jejak langkah pada titian matahari
Kalau jemarimu membaluri warna pelangi
Dan ikut kurengkuh bias warnanya
Aku bagai mendulang jelaga air mata
Ketika coba lenyapkan bias pada mimpi yang tak mati

Dari jauh aku menelisik kisah
Mengusap setiap bingkai kenangan
Hingga petanya tetap jelas kubaca
Pada kanvas kehidupan kulukis wajah
Dari siluet hingga utuh ujudnya
Wajah itu tetap hanya wajahmu cinta

I Hope


Berliku Jalan Kutempuh
Sejauh Mataku Memandang
Sosok Bayangmu Berdiri Menghadang

... Sekiranya Kau Tahu
Kau Belahan Jiwaku
Mengejarmu walau Terjatuh
Berharap Dapat Kugapai Genggamanmu

Sekilas Hati Hanya Mimpi
KAU HANYA MENYAKSIKAN KU TERSUNGKUR
LALU KAU PERGI LAGI
TINGGALKANKU DALAM LUKA

Ketika

Ketika Langkah
Kurasa Tak Terarah
Menatap Kosong Angkasa
Melihatnya Tenang Menaungi Awan
Yang Sebentar Tersiram Hujan
... Ia Tak Akan Berpindah

Seperti Kasih Dan Sayangnya
Setiap Saat Selalu Menguatkan Langkah
Meski Perih Merajam Dada
Dia Selalu Tetap Menjadi Tempatku Berteduh

Dengan Kesabarannya Luar Biasa
Terima Kasih TUHAN
ENGKAU Telah Hadirkan Dia Dalam Hidupku

Senin, 20 Februari 2012

Ku Ingin


saat bertatap jiwa,, kau ajarkan aku arti kehadiran...
rasa lirih melantunkan cinta yang bersemi ruang jiwa...
memberi arti cinta yang tlah kau lembarkan di dinding hati, hidupku penuh warna..
... terfikir kelak cinta kita kan ku rangkul dan genggam sekuat jiwa yang tersasikan di atas garis pena,,

sunyi terasa,, saat kepergianmu menghilang di hati ini...
sesal tiada akhir,, sesal tiada arti, sesal tiada guna,, semua tak bisa mendatangkan kembali...
ku bangga bisa memiliki walau ada akhir,, bukan selamanya,,,
Aku sepenggal dari masa lalu
Tak lebih dari kenangan semu.

Aku yang masih mengharapkanmu
Meski bukan cinta, itu.
...
Aku masih seperti dulu
Karena diriku bagai si punguk merindukan purnamamu, walau tak mungkin bagiku dengan semua itu

Di sela keegoanku untuk mendapatkan perhatianmu, tak kunjung ku terhenti di separuh perjuangan kasihku,

Adakah engkau merasa bila diriku merindui...?
Adakah engkau bisikan tentangku yang mencintai?
Hayaku yang tak pasti

Bilakah ini mimpi, biarlah ku terlelap dalam mimpi tentangmu
Ku ingin jadi satu tetesan
Sekali namun berarti
Dari selaksana hujan
Kala kemarau itu menggersangkan mu..
Ku ingin jadi satu butiran sesa'at namun bermanfa'at
... Dari segenaf angin kala panas mentari
menyengat membakar mu..
Terlihat dari guratan pesona
Kala senyuman menghiasi bibir manismu,,
Ku ingin jadi satu pertanda misteri namun dimengerti
Ku kecil dan secuil
Ingin menjadi suatu yang hebat disetiap ruang lakumu
Di stiap jengkal duniamu
Ku ingin bner2 ada dan berguna.. Kar'na keinginan itu.. Ku merasakan layaknya hidup♥

Terim kasih telah kau hadirkan dia


Biarkan aku merawat rindu ini hanya untukmu
Duhai cintaku..............
Ijinkan ku menjaga rasa ini tetap padamu

Aku yg dulu selalu ku hujam dengan ketidakpastian
Aku jua yg selalu menyejukkan panas yg kuciptakan sendiri
Inilah kursi yg harus kuterima
Walau tak semegah singgasana raja
Biarkanlah kau menjadi peredam segala gundah ku

Keikhlasan ini mungkin tercipta karna egoku
Ketulusan ini mungkin ada karna Kesyahduan hatimu...
Ketika Langkah
Kurasa Tak Terarah
Menatap Kosong Angkasa
Melihatnya Tenang Menaungi Awan
Yang Sebentar Tersiram Hujan
... Ia Tak Akan Berpindah

Seperti Kasih Dan Sayangnya
Setiap Saat Selalu Menguatkan Langkah
Meski Perih Merajam Dada
Dia Selalu Tetap Menjadi Tempatku Berteduh

Dengan Kesabarannya Luar Biasa
Terima Kasih TUHAN
ENGKAU Telah Hadirkan Dia Dalam Hidupku

Selalu


Bilakah rembulan mengerti hati ini
mungkin dapat mengurai
kesedihan pada jiwa

Biarlah ku gantungkan
... saja pada ranting-ranting yang rapuh
berharap kesakitan itu
semakin terjatuh menjadi belukar lalu
tersapu angin dan menghilang.
Aku Tak Pernah Lelah
Meski Kerap Kau Membuatku Luka
Kerana Aku Cinta
Tepiskanlah Egomu
Buang Jauh Angkuhmu
Sambut Aku
Dalam kekeluan lidahku
hatiku menjerit tanpa paksaan
Melangkah dalam gelapnya kabut
Meraba diantara kebimbangan hati

Selasa, 14 Februari 2012

Biarkanlah

Bersemi........
Biarkanlah
Aku Tetap Menyayangimu
Walau Sebelah Matapun
Tak Kau Coba Memandangku
... Meskipun
Aku Tak Mendapatkan DIRIMU
Biarkan Hati Ini Bersemi Oleh Kasih
Cukup Aku Yang Mencintaimu
Dalam Sunyi Cukup Aku Yang Merindui

Senin, 13 Februari 2012

Jangan Kau Pergi

Kuikuti Jejak Langkahmu
Tak Satu jengkal pun Kau Kan Lepas
Dari Jangkauanku
Setiap Saat
Hadirmu Melenakan Asa
... Setiap Kutatap
Paras Wajahmu Merah Rona

Aku Terbius Auramu
Pancaran Cahaya Penuh Cinta
Peralihan Kau Menyemai Kasih
Dalam Lubuk Hati Ini
Namun Kala Cinta Bergelora
Kau JANGAN  Pergi Tinggalkan ku

Minggu, 12 Februari 2012

kenanglah

Kasih kenanglah semua yang pernah terjadi...
Jadikanlah semua itu pelajaran...

Raih lah semua mimpi dan harapan....

Kenanglah diriku bila nanti aku pergi...


...
Kasih aku bukanlah malaikat..
Yang tak tidur untuk temanimu setiap saat...

Tapi aku slalu ada saat dirimu terlelap...


Kasih satu pinta terahir dariku...

Buatlah aku bahagia di sisa hidupku...

Maaf bila nanti aku mati tak mengajakmu...

Karna aku tak mau dirimu ikut dnganku...


Kasih jika nanti aku tlah tiada...

aku harap kau terus melangkah untuk menggapi cita....

Jika dirimu merasa rindu...

Datanglah di tmpat persinggahan terahirku...

Peluklah batu nisan di atas makamku...

aku yakin rindumu pasti akan berlalu...


Siramilah makamku dengan doamu...

Taburilah makamku dengan bunga cintamu...

Biarlah aku mati di bwaah naungan kasihmu...


Kasih sebentar lagi aku akan pergi tuk slamanya...

aku harap kau akn tegar menghadapinya...

Ikhlaskanlah kepergianku...

Agar aku dapat cahaya dalam makam gelapku...

Semakin Cinta

Semakin jauh ku mengenalmu
Ku mengerti dirimu sehari hari
 

Semakin aku memuja kamu
Mengkagumi diri mu sehari hari
 

Semakin dalam diriku tenggelam
Kedalam samudera cintamu yang dalam

Semakin hari semakin cinta
Semakin hari semakin rindu

Semakin dalam perasaan kasih dan sayang ku kepada kamu
Semakin lama ku redam hatiku
Semakin deras badai asmaraku
Semakin aku menyadari ku tak bisa bilakah ada diri mu

Jumat, 10 Februari 2012

Rindu.................

Rindu.................
Datang Tak Kenal Waktu
Dirimu
Selalu Hadir
Di Setiap Angan Dan Mimpiku
... Entah Di Sana
Adakah Merasakan Yang Aku Rasa
Ataukah Di Sana
Mampu hadir Penawar Luka
Aku Di Sini
Selalu Menanti Kau Kembali

Kamis, 09 Februari 2012

takut kehilangan


siang berganti malam
terang menjadi hujan
tapi tak kan mengganti semua
tak kan terjadi pada rasa ini
saat ku mulai kekat
kekat dengan dirimu
semakin aku gila dengan semua ini
semakin aku tak bisa menghapus
biasa cahaya pantulan cintamu
mungkin aku tak seindah bunga sakura di musim semi
tapi aku ingin menjadi yang indah bagimu
tuhan….
tolong aku, tolong jangan salahkan hatiku
karena dia yang selalu membuatku merasakan rasa ini
semakin aku merasa jauh denganmu
semakin aku takut kehilanganmu

Selasa, 07 Februari 2012

Pesan Rindu & Hidupku

Di remangnya malam nan gemulai syahdu ku bingkai
puja rinduku dalam senyum manismu ku patri bayanganku
dalam bola matamu yang sayu
... berbinar bagai mentari pagi menjelma seperti rembulan madu

Kasih………………..
Walau kau jauh dariku relakan
rindu ini terbentang di hatimu izinkanlah kata cintaku yang bicara

Angin…………….
Berbisiklah padanya jelmakan ag dalam
wajahnya

Angin…………….
Bawalah hati ini untuknya bawalah nafas
ini di setiap helaian rambutnya biyarkan ia
bernyanyi mesra biyarkan ia memutih selamanya
agar ia tau bagaimana warna hidupku
tanpa kasih sayangnya

Jumat, 03 Februari 2012

...........!!!!!!!

Samar bayang seraut wajah menghilang
Sembunyi dibalik awan
Hingga malam tiba menelan mega
Kau semakin jauh
... Tak dapat lagi kurengkuh
Mengejarmu hingga berpeluh

Bahkan
Nyanyian hujan pun tak lagi merdu

Rembulan datang tak lagi ramah menyapaku
Kusingkap tirai asmara sejenak
Dan kubayangkan kau ada disana
Aku tak berdaya
Menahan sebak rindu di dada
Dalam gelap kubutuhkan sinar
Cukuplah cintamu yang menerangi hatiku

Dikala terindah

Dikala terindah daku harapkan
Di sa'at teristimewa daku angankan
Di separu jalan, badai menerpa
Namun dengan tegar daku lewati
Mengharap mimpi menuai arti
...
Kasih...
gulita pergi, hadirkan pagi
bulan bersembunyi, mentari menyinari
Namun mereka tak pernah letih
Karena ia kan kembali
di sa'at waktu menantinya

Kan ku untai bait puisi
Teruntuk kasih di hati
Bila mentari hadir, lewat angin bersenandung rindu ku bisikan, Masih adakah harapan merajut masa lalu yang terindah dalam hidup ku

Puan kasih tak penah daku ingkari.

Tarip TIKI

Smadav 8.9 Pro 2012

Smadav 8.9 Pro. Disini hadir untuk melengkapi versi gratisannya yakni smadav 8.9. Bagi anda yang ingin mencicipi kehandalan smadav 8.9 pro silakan ikuti tutor kami ini!

Sebelumnya, saya menyarankan anda untuk tetap memberikan donasi kepada SMADAV, agar menjadi antivirus yang lebih baik. Key ini saya berikan hanya untuk kepentingan pribadi. TIDAK UNTUK DIPERJUAL BELIKAN!!.


Download Smadav 8.9 di smadav.net lalu install.

atau silakan download 

 
 
Saat mengisi key diusahakan untuk dalam keadaan Offline. Jika anda terkena BLACKLIST, caranya:
Kolom Nama : anti-bajakan
Key
: dikosongkan

Cara 2 menghilangkan tanda bajakan (Anti blacklist) pada
Smadav 8.9 :
  1. Hilangkan Tanda centang di semua pengaturan dasar & pengaturan tambahan sehingga semua fiturnya tidak aktif.
  2. Lalu ketikkan "anti-pembajakan" di kolom nama (tanpa tanda petik) dan klik register.
  3. Kemudian masukan kode di bawah ini ke kolom registrasi.

Cara 3 menghilangkan blacklist smadav 8.9 dengan regedit
  1. Pastikan Smadav di PC/Laptop kamu tidak aktif(Klik kanan pada ikon Smadav di System tray dan klik Exit).
  2. Klik Start-Run lalu ketik "Regedit" ATAU tekan logo Windows & R secara bersamaan lalu ketik "Regedit" untuk menjalankan registry editor.
  1. Lalu buka HKEY_CURRENT_USER - Software - Microsoft - Notepad pada registry editor.
  2. Kemudian cari "lfPitchΔndFamily", "lfPitchΔndFamily2", dan "lfPitchΔndFamily3" ,klik kanan pada value tersebut dan klik Delete dan Yes lalu OK (Hapus semua value yang namanya lfPitchΔndFamily).
  3. Selanjutnya buka direktori C:\Program Files\Smadav dan klik 2 kali pada file "SMΔRTP.exe" untuk menjalankan Smadav.
  4. Dan masukkan data dibawah ini ke kolomnya masing-masing pada tab Setting di Smadav.

Key Smadav 8.9
Nama : ModernW4R3Smadav
Key : 995299602420