Cari Blog Ini

Kamis, 19 September 2013

Wanita Lebih Mungkin Kecanduan Facebook


Sebuah riset terbaru menemukan bahwa wanita lebih mungkin menjadi pecandu situ jejaring sosial Facebook ketimbang pria. Temuan ini dipublikasikan dalam Psychological Reports journal.

Dalam risetnya, para psikolog dari University of Bergen di Norwegia melibatkan 423 pelajar untuk mengamati tanda-tanda perilaku adiktif dalam cara mereka menggunakan Facebook. Peneliti menggunakan alat ukur yang disebut "Bergen Facebook Addiction Scale", di mana masing-masing partisipan diberikan skor untuk melihat tingkat penggunaan Facebok, mulai dari skala satu (sangat jarang) hingga skala lima (sangat sering).
Dalam metode skoring tersebut, setiap peserta juga diminta komentar soal perasaan mereka terkait dorongan untuk menggunakan Facebook, kegagalan dalam membatasi penggunaan situs danperasaan saat tidak dapat mengakses situs.

Hasil kajian menemukan bahwa beberapa peserta menunjukkan tanda-tanda dari "kecanduan Facebook" mirip seperti yang ditunjukkan oleh orang yang mengalami kecanduan obat, alkohol dan zat kimia lainnya. Menurut peneliti, pelajar yang berusia muda lebih mungkin tergantung pada situs jejaring sosial seperti Facebook ketimbang pelajar yang berusia lebih tua. Sedangkan untuk jenis kelamin, pelajar wanita berisiko lebih besar menjadi pecandu ketimbang pria.

Peneliti menambahkan, orang yang menderita kecemasan atau ketidakamanan sosial lebih mungkin menjadi pengguna setia dari situs jejaring sosial. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka merasa lebih mudah untuk menyalurkan perasaannya ketika harus menggunakan teknologi ketimbang berkomunikasi dengan orang secara pribadi.

Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan tipe kepribadian ekstrovert (terbuka) lebih cenderung kecanduan dengan Facebook, sementara orang yang terorganisasi dengan baik dan ambisius cenderung memiliki risiko lebih kecil menggunakan website, kecuali untuk tujuan pekerjaan atau jaringan.

Perilaku di Facebook Cermin Masalah Penerimaan Diri


Studi oleh peneliti sosial menemukan adanya keterkaitan antara interaksi manusia dengan teknologi. Salah satunya interaksi di media sosial termasuk Facebook di dalamnya, yang mencerminkan masalah personal yakni perasaan mendalam terhadap diri sendiri juga masalah penerimaan diri.

Hasil studi ini telah dipresentasikan oleh tim peneliti internasional di pertemuan INTERACT 2013 di Cape Town, Afrika Selatan.

Perilaku di Facebook
Bagaimana seseorang berperilaku di Facebook dapat mengungkapkan level penerimaan diri dan tujuan hidupnya. Mereka yang sering menghabiskan waktu mengangkat citra personal lewat Facebook memiliki level penerimaan diri yang tak sama. Di samping itu, gaya seseorang saat beraktivitas di media sosial juga berbeda antara kalangan yang memiliki kepercayaan diri lebih tinggi dan mereka yang sangat mengkhawatirkan pendapat orang lain tentang dirinya.

Para peneliti juga mengungkapkan, pengguna media sosial dengan berbagai aktivitasnya di dunia maya menunjukkan gambaran akurat mengenai dirinya sendiri. Misalnya, orang yang rendah diri cenderung mengkhawatirkan apa yang orang lain posting tentang mereka di jejaring sosial. Sedangkan mereka yang memiliki harga diri lebih tinggi cenderung menghabiskan waktu untuk membangun citra personal di media sosial. 

Orang dengan kepercayaan diri tinggi juga cenderung lebih sering posting mengenai apa yang mereka suka atau tidak suka, opini tentang sesuatu, juga persepsinya tentang berbagai hal. Sebaliknya, orang dengan kecenderungan neurotik atau gangguan mental paling ringan biasanya sering merasa cemas, akan lebih banyak menggunakan waktunya di Facebook dengan memantau konten, menghapusposting yang mendapatkan respons negatif dari orang lain.

"Tipe aktivitas yang dilakukan pengguna Facebook dan bentuk informasi apa saja yang mereka masukkan ke akun Facebook mereka, mencerminkan identitas diri penggunanya. Anda adalah Facebook Anda. Terlepas dari kebutuhan sosialisasi, Facebook merupakan medium personal yang punya arti mendalam," ungkap S Shyam Sundar, profesor komunikasi dan salah satu direktur Media Effects Research Laboratory di Penn State University. 

Studi ini menganalisis aktivitas 225 mahasiswa South Korean university, di Facebook. Selain itu, responden juga menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai berapa banyak informasi yang mereka tampilkan di Facebook terkait keluarga, pekerjaan, dan hubungan pribadi. Para peneliti juga bertanya mengenai frekuensi update informasi di Facebook.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2013/09/18/1625487/Perilaku.di.Facebook.Cermin.Masalah.Penerimaan.Diri