Cari Blog Ini

Rabu, 12 Oktober 2011

Pencarian

seiring berjalannya sang waktu
ku coba ayunkan langkah kakiku
mengikuti jejak hatimu..
walaupun lelah
menapaki terjal jalan berliku
kutak kan menyerah,..
demi mimpiku
demi asaku
demi harapku tuk menemukan
kau yang selalu kurindu
rona wajahmu terlihat jelas
bermain di dalam anganku
sudah terbayang akan bahagianya
diriku andaikan engkau bersambut rindu

Kebencian

Kebencian..
Andai kata saat ini kau masih menyimpan benci untuk seseorang..
Baliklah telapak tanganmu dan lihat dari sisi yang berbeda..
Kita tak akan pernah tau, apa yang akan kita lakukan bila kitalah dia..
Apakah hal serupa atau apakah tidak? Sebuah tanda tanya besar, bukan..?

Penyesalan..
Kau akan mengerti, waktunya nanti, tak kau dapati lagi sebuah wajah walau hanya untuk dicaci maki..
Kau akan mengerti, waktunya nanti, tak ada lagi kesempatan memperbaiki meski kau memohon dengan merintih..
Kau akan mengerti, waktunya nanti, tak mungkin segalanya kembali meski darah mengaliri pipi..
Masihkah kau hendak membenci..?

Dariku..
Bohong besar pula, bila ku katakan; “aku mengerti laramu”..
Tidakkah tak ada yang bisa merasai selain si yang mengalami..
Adakah ini keprihatinan atas yang kau alami..?
Aku tak hendak mengasihani, aku lebih memilih mengasihi..

Untukmu..
Tolong..!!
Jangan anggap ini sebuah nasehat.. Ach, aku belum pantas..
Jangan anggap ini sebuah cemeti.. Aku tak layak menghakimi..
Dan bukan pula menggurui.. Masih banyak yang harus ku pelajari..

Kawan..
Menolehlah sejenak..
Tidakkah ada seseorang yang harus kau jenguk..
Sebelum kebencian beranjak pada penyesalan..
Permisi dahulu, ku rasa pula ada yang harus ku temui..

Apalah aku

Keteguhan pikiran
Kekerasan keegoisan
Yakinkan kita menyayang
Karena karang kan pecah bila beradu karang

Ada kemalasan yang selalu tertanam
Rebahkan sabar memeluk kebersamaan
Hingga kata-kata pahit terkubur jutaan lapisan
Membiarkannya menyentuh kuncup-kuncup keharmonisan

Namun apalah aku sayang
Diantara desir angin, ku hanya serpihan udara yang terabaikan
Diantara deru ombak, ku hanya gumpalan buih yang terhempaskan
Diantara desah gurun, ku hanya butir pasir yang terlupakan

Seandainya seluruh bahagia sanggup ku tawarkan
Seandainya seluruh warna dunia sanggup ku hantarkan
Seandainya seluruh kehidupan sanggup ku serahkan
Ah.. Ku hanya sebuah raga yang terabaikan

Mentari


Kawan
Mentari senja tak seindah kelihatannya
Ada kalanya ia menunduk di balik awan
Ada kalanya ia senyap dalam kebisuan

Kawan
Kelamnya malam tak sehening kelihatannya
Ada kalanya ia hanyut di sela riang
Ada kalanya ia rajut mimpi yang menyenangkan

Bunga memang harus layu
sebelum bunga baru mekar untuk disentuh
hari ini memang harus berlalu
sebelum esok datang menyapamu

Lalu mengapa menggantung kesedihan di mata yang sayup
Ikat saja dalam canda kita kemudian lepaskan diantara tawa
Kebahagian itu ibarat buih dilautan
Mungkin hilang dari pandangan tapi pasti kembali ketepian