Cari Blog Ini

Rabu, 09 Mei 2012


Jakarta, Psikologi Zone – Bila ada orang yang mengklaim bisa menyembuhkan penyakit Alzheimer melalui pengobatan alternatif, maka dapat dipastikan itu tidak benar. Faktanya, saat ini masih belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit Alzheimer. Beberapa penelitian hanya menyebutkan bagaimana cara mengurangi resikonya. “Bohong kalau ada pengobatan alternatif yang bisa menyembuhkan Alzheimer, tapi dokter bisa membantu mengatasi gejala-gejalanya,” kata Dr Martina Wiwie, SpKJ di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (5/4).
Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO), Alzheimer merupakan penyebab kematian keempat di berbagai negara maju karena ada peningkatan jumlah populasi penuaan. Banyak negara telah menciptakan banyak program dalam penelitian untuk melawan terjadinya penyakit Alzheimer, sebab belum ditemukan cara penyembuhannya.
Berdasarkan perhitungan dunia, jumlah perkiraan penyakit Alzheimer di Indonesia sudah mencapai 1 juta orang. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan 5-6 persen populasi lanjut usia mengalami Alzheimer.
“Tapi kita belum tahu pasti berapa jumlahnya karena banyak yang masih belum sadar, diperkirakan hanya sekitar 10 persen penderita Alzheimer yang ke dokter atau rumah sakit,” ungkap Dr Wiwie yang ikut bergabung dengan Asosiasi Alzheimer Indonesia.
Ia mengatakan, Alzheimer dapat menyebabkan kasus demensia dengan potensi sekitar 60 persen. Stroke yang berulang menyumbang 20 persen dan sisanya dari berbagai penyakit seperti HIV atau Parkinson. Pada orang yang mengidap HIV, Alzheimer bisa terjadi usia sekitar 30-40 tahun.
Beberapa bentuk gejala penyakit Alzheimer adalah:
1. Sering lupa
2. Mengalami kebingungan
3. Sulit mengambil keputusan
4. Sulit berbicara dan berbahasa
5. Suasana hati yang berubah-ubah
6. Menarik diri dari kehidupan sosial
“Jangan melihat orang Alzheimer itu seperti sakit berat ya, dia baik-baik saja, tapi begitu dia bicara baru ketahuan. Faktor risiko utama itu penuaan atau usia lanjut yang tidak bisa diubah, tapi kalau yang bisa mengurangi resiko itu adalah kita harus hidup sehat,” ujar Dr Wiwie. (dtk/mba)