Kata yang paling indah keluar dari bibir manusia adalah “Ibu”, dan panggilan yang paling indah adalah “Ibuku”. Sebuah kata yang penuh dengan segala harapan dan cinta. Sebuah kata yang merdu yang keluar dari dasar kalbu. Ibu adalah segala-galanya. Dia adalah penghibur kita kala ditimpa kesusahan. Harapan kita dalam kesedihan dan kekuatan kita dalam kelemahan. Dia adalah sumber cinta, kasih sayang yang simpati dan ampunan. Dia yang kehilangan Ibunya berarti telah kehilangan jiwa suci yang mampu memberkati dan memberikan petunjuk yang tiada henti-hentinya.
Segala sesuatu yang ada di alam ini menjadi perlambnag dan memperlihatkan sifat-sifat Ibu. Matahari adalah Ibu bumi yang memberinya makanan berupa panas. Ia tidak pernah meninggalkan jagad raya ini sendirian dimalam hari hingga menjelang bumi berangkat keperaduannya di bawah nyanyian-nyanyian laut, senandung burung dan sungai-sungai. Dan bumi adalah ibu semua pepohonan dan bunga-bunga. Bumilah yang melahirkan, menyusui, dan menyapih mereka. Dengan benihnya, pepohonan dan bunga-bunga menjadi Ibu yang penyayang terhadap buah-buahan yang baik. Ibu adalah awal mula wajah seluruh kehidupan, jiwa abadi yang penuh cinta dan keindahan.
Oh, Ibu! Karena kata Ibu itu bersemayam di dalam hati sanubari kita. Ia lahir dari bibir kita kala tertimpa kesedihan ataupun merasakan kebahagiaan seakan-akan wewangian yang munculdari hati bunga mawar di cakrawala yang mendung maupun cerah.
Segala sesuatu yang ada di alam ini menjadi perlambnag dan memperlihatkan sifat-sifat Ibu. Matahari adalah Ibu bumi yang memberinya makanan berupa panas. Ia tidak pernah meninggalkan jagad raya ini sendirian dimalam hari hingga menjelang bumi berangkat keperaduannya di bawah nyanyian-nyanyian laut, senandung burung dan sungai-sungai. Dan bumi adalah ibu semua pepohonan dan bunga-bunga. Bumilah yang melahirkan, menyusui, dan menyapih mereka. Dengan benihnya, pepohonan dan bunga-bunga menjadi Ibu yang penyayang terhadap buah-buahan yang baik. Ibu adalah awal mula wajah seluruh kehidupan, jiwa abadi yang penuh cinta dan keindahan.
Oh, Ibu! Karena kata Ibu itu bersemayam di dalam hati sanubari kita. Ia lahir dari bibir kita kala tertimpa kesedihan ataupun merasakan kebahagiaan seakan-akan wewangian yang munculdari hati bunga mawar di cakrawala yang mendung maupun cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar