(ilustrasi)
Penciptaan Adam adalah kisah
penciptaan manusia yang pertama. Adam diriwayatkan sebagai satu daripada
ciptaan Allah yang paling kontroversi atau paling disebut-sebut oleh makhluk
Allah yang lain. Peristiwa tersebut dikisahkan dalam Al-Qur’an.
Ketika Allah berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu
dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu
orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa
bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Seperti yang dilansir
uniknews.
Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak
mengetahuinya.”(Surat Al Baqarah: 30)
Ciptaan dari Tanah
Allah telah memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil
sebahagian tanah sebagai bahan untuk menjadikan Adam.
Walau bagaimanapun, bumi enggan membenarkan tanahnya diambil malah bersumpah
dengan nama Allah bahwa dia tidak rela untuk menyerahkannya kerana
kebimbangannya seperti yang dibimbangkan oleh para malaikat.
Jibril kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula
Malaikat Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya juga tidak
berdaya hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh bumi.
Maka, Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk melakukan tugas tersebut dan
mendesak bumi agar tidak menolak walaupun bumi bersumpah karena tugas tersebut
dijalankan atas perintah dan nama Tuhan.
Maka, Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah atas
perintah Allah dan memberi amanat kepada bumi untuk tidak membantah yang
memungkinkan bumi mendurhakai Allah.
Menurut Ibnu Abbas, tanah bumi dan syurga digunakan untuk dijadikan bahan mencipta
Adam. Tanah tersebut adalah:
1. Tanah Baitulmuqaddis (Palestin) – kepala sebagai tempat kemuliaan untuk
diletakkan otak dan akal.
2. Tanah Bukit Tursina (Mesir) – telinga sebagai tempat mendengar dan menerima
nasihat.
3. Tanah Iraq – dahi sebagai tempat sujud kepada Allah.
4. Tanah Aden (Yaman) – muka sebagai tempat berhias dan kecantikan.
5. Tanah telaga Al-Kautsar – mata sebagai tempat menarik perhatian.
6. Tanah Al-Kautsar – gigi sebagai tempat memanis-manis.
7. Tanah Kaabah (Makkah) – tangan kanan sebagai tempat mencari nafkah dan
bekerjasama.
8. Tanah Paris (Perancis) – tangan kiri sebagai anggota untuk melakukan
istinjak.
9. Tanah Khurasan (Iran) – perut sebagai tempat berlapar.
10. Tanah Babilon (Iraq) – kelamin sebagai organ seks dan tempat bernafsu serta
godaan syaitan.
11. Tanah Tursina (Mesir) – tulang sebagai peneguh manusia.
12. Tanah India – kaki sebagai anggota berdiri dan berjalan.
13. Tanah Firdaus (Syurga) – hati sebagai tempat keyakinan, keimanan, dan
kemahuan.
14. Tanah Taif (Arab Saudi) – lidah sebagai tempat untuk mengucapkan syahadah,
syukur dan do’a.
Penyempurnaan
Tubuh Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di kepala dan dua
di bawah badan yaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu dubur
dan satu uretra.
Lima panca indera dilengkapi dengan anggota tertentu seperti mata untuk
penglihatan, telinga untuk pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan, lidah
untuk perasa seperti asam, asin, manis dan pahit dan kulit untuk sentuhan bagi
panas, dingin, tekanan, viskositas dan sakit.
Ketika Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air tawar, asin
dan anyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur ke dalam tubuh
Adam dengan pelbagai “sifat”.
Lalu tubuh Adam digenggam dengan genggaman Jabarut dan diletakkan di dalam Alam
Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah wewangian dan ramuan dari
Nur Sifat Allah dan dirasmi dengan “Bahrul Uluhiyah“.
Kemudian, tubuh tersebut dibenamkan dalam “Kudral ‘Izzah” yaitu sifat “Jalan
dan Jammal” lalu disempurnakan tubuh tersebut.
Waktu kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara
perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: “Bukankah telah berlalu kepada
manusia satu ketika dari masa (yang beredar), sedang dia (masih belum wujud
lagi dan) tidak menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut…” (Surat Al Insaan:1)
Menurut keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempo 120 tahun, 40
tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah
yang hitam dan berbau.
Dari situ, Allah ubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari
rupa hakikatnya. Karena proses kejadian itu melalui peringkat yang “kotor”,
tidak heran Malaikat dan Iblis memandang rendah akan kejadian manusia yang
diciptakan dari tanah.
Masuknya Roh
Roh diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk lain, roh
juga enggan, malas dan segan karena jasad yang seperti batu. Dikatakan ruh
berlegar-legar mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan malaikat.
Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Izrail memaksa ruh memasuki tubuh
tersebut masuk ke dalam tubuh Adam. Ia memasukkannya ke dalam tubuh dan roh
secara perlahan-lahan masuk hingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun.
Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat
saraf dengan sempurna.
Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan
malaikat di sekelilingnya.
Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimat tasbih para malaikat. Apabila
roh tiba ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka.
Allah mengajarkan kalimat, “Alhamdulillah” yang merupakan kalimat pertama
diucapkan Adam dan Allah sendiri yang membalasnya.
Kemudian, roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun padahal
tubuhnya yang bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan sifat manusia
yang terburu-buru.
Ketika roh sampai di perut, maka organ dalam dan perut tersusun sempurna dan
saat itu Adam mulai merasakan lapar. Akhirnya, roh meresap ke seluruh tubuh
Adam, tangan dan kaki dan berfungsilah dengan sempurna segala darah daging,
tulang, urat saraf dan kulit.
Menurut riwayat, kulit Adam amat baik ketika itu berbanding kulit manusia di
kini dan warnanya masih dapat dilihat di kuku sebagai peringatan kepada
keturunan manusia.
sumber:http://sdftyujklvbn.blogspot.com/2012/10/ini-dia-asal-usul-penciptaan-manusia.html#axzz2ANNsDY3H
Ketika Allah berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Seperti yang dilansir uniknews.
Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.”(Surat Al Baqarah: 30)
Ciptaan dari Tanah
Allah telah memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebahagian tanah sebagai bahan untuk menjadikan Adam.
Walau bagaimanapun, bumi enggan membenarkan tanahnya diambil malah bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak rela untuk menyerahkannya kerana kebimbangannya seperti yang dibimbangkan oleh para malaikat.
Jibril kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula Malaikat Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya juga tidak berdaya hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh bumi.
Maka, Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk melakukan tugas tersebut dan mendesak bumi agar tidak menolak walaupun bumi bersumpah karena tugas tersebut dijalankan atas perintah dan nama Tuhan.
Maka, Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah atas perintah Allah dan memberi amanat kepada bumi untuk tidak membantah yang memungkinkan bumi mendurhakai Allah.
Menurut Ibnu Abbas, tanah bumi dan syurga digunakan untuk dijadikan bahan mencipta Adam. Tanah tersebut adalah:
1. Tanah Baitulmuqaddis (Palestin) – kepala sebagai tempat kemuliaan untuk diletakkan otak dan akal.
2. Tanah Bukit Tursina (Mesir) – telinga sebagai tempat mendengar dan menerima nasihat.
3. Tanah Iraq – dahi sebagai tempat sujud kepada Allah.
4. Tanah Aden (Yaman) – muka sebagai tempat berhias dan kecantikan.
5. Tanah telaga Al-Kautsar – mata sebagai tempat menarik perhatian.
6. Tanah Al-Kautsar – gigi sebagai tempat memanis-manis.
7. Tanah Kaabah (Makkah) – tangan kanan sebagai tempat mencari nafkah dan bekerjasama.
8. Tanah Paris (Perancis) – tangan kiri sebagai anggota untuk melakukan istinjak.
9. Tanah Khurasan (Iran) – perut sebagai tempat berlapar.
10. Tanah Babilon (Iraq) – kelamin sebagai organ seks dan tempat bernafsu serta godaan syaitan.
11. Tanah Tursina (Mesir) – tulang sebagai peneguh manusia.
12. Tanah India – kaki sebagai anggota berdiri dan berjalan.
13. Tanah Firdaus (Syurga) – hati sebagai tempat keyakinan, keimanan, dan kemahuan.
14. Tanah Taif (Arab Saudi) – lidah sebagai tempat untuk mengucapkan syahadah, syukur dan do’a.
Penyempurnaan
Tubuh Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di kepala dan dua di bawah badan yaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu dubur dan satu uretra.
Lima panca indera dilengkapi dengan anggota tertentu seperti mata untuk penglihatan, telinga untuk pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan, lidah untuk perasa seperti asam, asin, manis dan pahit dan kulit untuk sentuhan bagi panas, dingin, tekanan, viskositas dan sakit.
Ketika Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air tawar, asin dan anyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur ke dalam tubuh Adam dengan pelbagai “sifat”.
Lalu tubuh Adam digenggam dengan genggaman Jabarut dan diletakkan di dalam Alam Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah wewangian dan ramuan dari Nur Sifat Allah dan dirasmi dengan “Bahrul Uluhiyah“.
Kemudian, tubuh tersebut dibenamkan dalam “Kudral ‘Izzah” yaitu sifat “Jalan dan Jammal” lalu disempurnakan tubuh tersebut.
Waktu kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: “Bukankah telah berlalu kepada manusia satu ketika dari masa (yang beredar), sedang dia (masih belum wujud lagi dan) tidak menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut…” (Surat Al Insaan:1)
Menurut keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempo 120 tahun, 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang hitam dan berbau.
Dari situ, Allah ubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa hakikatnya. Karena proses kejadian itu melalui peringkat yang “kotor”, tidak heran Malaikat dan Iblis memandang rendah akan kejadian manusia yang diciptakan dari tanah.
Masuknya Roh
Roh diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk lain, roh juga enggan, malas dan segan karena jasad yang seperti batu. Dikatakan ruh berlegar-legar mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan malaikat.
Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Izrail memaksa ruh memasuki tubuh tersebut masuk ke dalam tubuh Adam. Ia memasukkannya ke dalam tubuh dan roh secara perlahan-lahan masuk hingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun.
Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf dengan sempurna.
Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan malaikat di sekelilingnya.
Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimat tasbih para malaikat. Apabila roh tiba ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka.
Allah mengajarkan kalimat, “Alhamdulillah” yang merupakan kalimat pertama diucapkan Adam dan Allah sendiri yang membalasnya.
Kemudian, roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun padahal tubuhnya yang bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan sifat manusia yang terburu-buru.
Ketika roh sampai di perut, maka organ dalam dan perut tersusun sempurna dan saat itu Adam mulai merasakan lapar. Akhirnya, roh meresap ke seluruh tubuh Adam, tangan dan kaki dan berfungsilah dengan sempurna segala darah daging, tulang, urat saraf dan kulit.
Menurut riwayat, kulit Adam amat baik ketika itu berbanding kulit manusia di kini dan warnanya masih dapat dilihat di kuku sebagai peringatan kepada keturunan manusia.