Rasa percaya diri yang tumbuh kuat pada anak adalah hal yang positif.
Namun bila kebablasan dan si kecil menjadi sombong, bukanlah suatu hal
yang patut dibiarkan. “Anakku ini jago sekali bermain gitar lho.
Bakat music turun dari papanya nih. Ayo Sayang, coba mainkan lagunya
pakai gitar kamu, biar tante-tante pada lihat,” ujar Jenita, orang
tua yang ‘sibuk’ menjual kepiawaian Si Bima di hadapan teman-teman
kantornya. Tampaknya si Bima disini memang telah terbiasa diajak pamer
oleh mamanya. Menurut Elisabeth Guthrie dan Kathy Mattew dalam buku, “No More Push Parenting: A Mother’s Tale From The Trenches”,
diutarakan bahwa studi menemukan 9 dari 10 orang dewasa mengaku
semasa kecil mereka harus menunjukkan kelebihan tertentu ataupun
kemampuan yang hebat untuk menyenangkan orang tuanya. Hal tersebut
didukung pleh pendapat Deborah Beidel, Ph.D, seorang professor psikologi dari University Of Maryland di College Park, “Kebanggaan
orang tua yang berwujud pada serangkaian ‘pawai’ untuk menunjukkan
prestasinya di depan orang banyak, bisa menjadi pemicu sikap sombongnya
di kemudian hari.” Orang tua manapun pasti bahagia melihat buat
hatinya yang percaya diri tapi tetap rendah hati, dengan banyak teman-
dimana-mana. Tinggal bagaimana usaha Anda untuk mencegah atau
‘melunturkan’ sikap sombongnya. Sombongnya si kecil mungkin tidak
langsung tampak oleh Anda. Sesekali sempatkan diri untuk mengamatinya
ketika ia sedang berada di antara teman-temannya. Bila memang ia sering
sibuk ‘menjual dirinya’, lunturkan sikap sombongnya dengan tips-tips
bijak berikut ini:
1. Cari Semua Sumbernya. Bila Anda mendapatinya
sendang menyombongkan diri karena merasa dirinya pandai, tanamkan
padanya untuk mensyukuri kelebihannya tapi tidak dengan mengumbarnya. “Mama
bangga kamu bisa juara kelas terus. Kita harus selalu bersyukur ya Nak.
Tapi Mama akan senang sekali kalau kamu ajari Vito matematika,
bagi-bagi ilmu. Karena kalau kamu sombong nak, nggak ada yang mau
berteman lagi sama kamu lho.”
2. Berempati Dengan Reaksi Orang. Salah satu cara
lain untuk mengubah sikap sombongnya adalah dengan mengajaknya
berandai-andai. Reaksi orang lain atas sikap sombong anak bisa
diungkapkan padanya agar ia bersikap lebih baik. Lakukan role play dan
tempatkan ia di posisi temannya. “Ingat waktu kemarin Daniel ke sini
untuk besuk kamu, dan kamu malah asyik pamer mobil-mobilan yang
dibelikan papa? Kalau kamu jadi Daniel, gimana rasanya?”
3. Tekankan Pada Karakter Bukan Performa. Biasakan
anak untuk menilai orang dari sifat dan karakter orang tersebut, dan
bukan dari kepandaiannya, kekayaannya, status social atau apapun.
Tanamkan padanya bahwa setiap orang adalah pribadi yang unik dan punya
kelebihan serta kekurangan masing-masing yang harus diterima.
4. Usaha Lebih Penting dari Hasil. Tekankan penghargaan untuk setiap usaha yang dilakukan anak, bukan hanya hasilnya.
5. Cinta Tak Bersyarat. Tekankan pada anak bahwa
Anda mencintainya karena dirinya apa adanya dan bukan karena nilainya
yang cemerlang, penampilannya, kepandaiannya bermain piano, bahasa
Inggrisnya yang cas-cis-cus ataupun prestasi juara kelasnya.
6. Kenali Kelebihan Orang Lain. Menurut Melissa Werner Ph.D, seorang konsultan perkembangan anak dari Early Childhood Education di Athens State University, mengatakan bahwa anak yang sombong lebih focus pada kekuatannya sendiri.”Sebaiknya biarkan ia tahu bahwa di sekelilingnya masih banyak orang-orang yang juga memiliki kelebihan selain dirinya,” kata Werner
7. Berinteraksi. Masih menurut pendapat Werner,
mengajari anak untuk memulai interaksi dengan orang lain di sekitarnya
juga bisa meminimalkan rasa egosentrisnya. Ajarkan pdanya untuk
membiasakan diri menyapa orang lain terlebih dahulu, mulai dari hanya
sekedar senyum, sapaan kecil ‘hai’ atau ‘selamat pagi’.
Selain langkah-langkah bijak di atas, tipsanda.com juga akan
mengajak orang tua untuk beriterospeksi diri. Karena si kecil yang
sombong bukan berarti lantas kesalahan total berada padanya. Seperti
ilustrasi Jenita dan Bima di atas, orang tua pun memiliki andil
memunculkan sifat sombong pada anak. Lalu apa yang harus Anda, sebagai
orang tua, lakukan? Berikut ini tipsnya:
1. Jangan Membandingkan kemampuannya dengan anak lain, entah itu temannya ataupun saudara sepupunya. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing.
2. Hindari Menyuruhnya memamerkan kepandaiannya,
misalnya menyuruhnya bermain piano di depan orang-orang dengan maksud
membanggakan/memamerkannya. Kecuali bia bertujuan jelas, seperti pada
saat lomba, atau menghibur dalam sebuah acara keluarga.
3. Hindari Menekankan konsep harus mendapatkan sesuatu penghargaan, juara kelas, ataupun nilai tertinggi. Hargailah setiap proses dan usahanya.