Seungkap sederhana..
Ku hanya punya seadanya..
Ketika kau hendak berhias diri..
Ku sekedar sanggup tawarkan mataku sebagai cerminya..
Tanpa peraduan mewah..
Ku berikan pasti tubuhku sebagai perebahannya..
Belum pun sebuah pondok..
Ku masih mengajakmu menjunjung langit dan bumi sebagai persembahannya..
Pita suara sang pecinta merayap..
Relakah kau ku pinta..?
Dan…
Getar bisikan halus menyahut..
Akulah wanita biasa itu..
Ku tak butuh matamu sebagai cermin..
Sedikit senyummu telah menggambarkan indah parasku..
Ku tak mengambil tubuhmu sebagai peraduan..
Yakinku saatnya kaulah yang berperadu di alas tubuhku..
Ku tak menuntut podok sebagai persembahan ketulusan..
Berikanku selendang kehangatan maka jadilah langit dan bumiku..
Mewakili sederhanamu..
Jagakan bingkisan tak ternilaiNYA pada diriku..
Ku hanya punya seadanya..
Ketika kau hendak berhias diri..
Ku sekedar sanggup tawarkan mataku sebagai cerminya..
Tanpa peraduan mewah..
Ku berikan pasti tubuhku sebagai perebahannya..
Belum pun sebuah pondok..
Ku masih mengajakmu menjunjung langit dan bumi sebagai persembahannya..
Pita suara sang pecinta merayap..
Relakah kau ku pinta..?
Dan…
Getar bisikan halus menyahut..
Akulah wanita biasa itu..
Ku tak butuh matamu sebagai cermin..
Sedikit senyummu telah menggambarkan indah parasku..
Ku tak mengambil tubuhmu sebagai peraduan..
Yakinku saatnya kaulah yang berperadu di alas tubuhku..
Ku tak menuntut podok sebagai persembahan ketulusan..
Berikanku selendang kehangatan maka jadilah langit dan bumiku..
Mewakili sederhanamu..
Jagakan bingkisan tak ternilaiNYA pada diriku..