Segala bentuk aktivitas kita, baik itu pekerjaan yang mudah, maupun pekerjaan yang berat. Semua itu tidak terlepas dari kehendak Allah, kita mampu dan dapat menyelesaikan suatu pekerjaan itu juga kehendaknya. Karena kita diberikannya kekuatan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan/aktivitas itu, diberikannya kesehatan untuk dapat datang dan melakukan tugas dan pekerjaan itu, serta diberikannya kesempatan untuk hadir itu juga rahmat yang tidak bernilai harganya, baik itu kesehatan dan kesempatan itu sangat mahal harga, banyak orang yang hanya mempunyai kesehatan, tetapi tidak punya kesempatan maka banyak orang yang menganggur karena itu.
Tetapi sebaliknya banyak orang yang hanya mempunyai kesempatan dan tidak punya kesehatan, maka banyak orang yang jatuh sakit dan tidak sangkut melakukan tugas dan aktivitas sekalipun dia mempunyai niat untuk hadir dan melakukannya, tetapi apa boleh buat tubuhnya tidak mengizinkannya, begitulah kalau orang yang hanya punya salah satunya.
Lain hal, bagi orang yang mempunyai kesempatan untuk hadir dan bekerja, serta beraktivitas dan kesehatan yang mendukung maka jadilah dan siaplah dia untuk dapat menyelesaikannya. Tetapi lain hal lagi dengan orang-orang yang mempunyai kesehatan dan kesempatan untuk bekerja dan beraktivitas, tetapi tidak dia gunakan tenaga yang masih kuat, pikiran yang masih cepat dan daya ingat yang masih kuat, serta masa muda yang memadai.
Lihatlah anak muda sekarang yang lebih senang duduk-duduk di warung, berkeliaran ke sini ke sana tanpa tujuan yang pasti. Menghabiskan uang orang tua untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti berjudi, minuman keras, bahkan ada orang sekarang yang tahu kalau itu racun, tetapi masih saja untuk menghisapnya, yaitu rokok. Uang yang di berikan uang tua untuk jajan tetapi malah digunakan dan dibakar begitu saja.
Apakah kita tidak sayang sama tubuh kita? Apakah kita tidak sayang sama orang tua kita yang bekerja dari pagi sampai sore hanya untuk mendapatkan sedikit uang untuk makan dan uang belanja, bahkan untuk uang sekolah anaknya sehari-hari. Dia rela kepanasan ke sawah ke ladang demi anaknya, dia rela kedinginan di tengah derasnya hujan, demi anaknya. Apakah seperti itu kita membalas budi baik orang tua kita?
Maka, mulai sekarang sadarilah dan renungilah setiap aktivitas dan kegiatan yang kita lakukan, apakah ini baik untuk kita dan orang tua kita? Bukan hanya mengikuti hawa nafsu dan keinginan hati saja, tetapi demi kemajuan kita dan demi orang tua yang telah bersusah paya membesarkan kita. Perlihatkanlah kepada mereka bahwa, Ibu, Ayah tidak salah membesarkan ku selama ini, lihatlah hasil kerja ku, lihatlah hasil usaha ku selama ini, lihatlah nilai ku selama ini.
Setiap orang tua tidak menginginkan balas kasihan, balas budinya selama ini kepada kita tetapi perhatian kita kepada jika ia telah tua, telah lelah, tidak dapat lagi melakukan berbagai aktivitas seperti dulu lagi dan di saat itulah kita harus mengurus dan memberikan kasih sayang kepadanya. Walau bagaimanapun kebaikan kita kepada orang tua kita tidak akan pernah melebihi dan melampui kasih sayangnya, serta jasa-jasanya kepada kita selama ini.
Peran orang tua sangat berpengaruh terhadap anaknya sendiri, jika orang tua mendidik anaknya dengan baik, memberikan ilmu yang memadai di sekolah-sekolah dan mengimbangi dengan ilmu agama yang dapat memberikannya keselamatan di dunia dan akhirat nanti. Itu adalah investasi yang ditanamkan orang tua untuk bekalnya di akhirat, jika benih yang di tanamnya baik, maka benih itu yang akan menolongnya jika berbuah dan menghilangkan rasa haus bagi, tetapi jika seorang tua yang tidak mampu menanam benihnya dengan baik maka benih itu yang akan memberikannya rasa haus nantinya, yang tidak mampu memberikan buah dan tidak rimbun daunnya.
Apapun aktivitas kita, apapun kegiatan kita, apapun tugas kita, maka mulailah dengan senyuman dan bismillah karena Dialah zat yang maha pemberi kesehatan dan pemberi kesempatan kepada kita untuk mampu dan dapat menyelesaikan pekerjaan itu.
Memang awalnya sulit untuk membiasakan yang tidak biasa kita lakukan, tetapi kalau kita yakin dan tekun maka kita pasti bisa, kalau itu telah menjadi kebiasaan kita sehari-hari maka insya Allah segala aktivitas yang kita lakukan maka bernilai ibadah di sisi Allah nantinya. Selama kita melakukan kegiatan itu, selama kita melakukan tugas itu, maka selama itu pahalanya akan mengalir kepada kita.
Seberat apapun pekerjaan itu, maka jika kita mengawalinya dengan senyuman dean bismillah, insya Allah pekerjaan berat sekalipun akan mudah dan dapat kita selesaikan dengan baik dan mudah, dan di akhiri dengan mengucapkan alhamdulillah, kita masih diberikan oleh Allah kemudahan, kesehatan, kesempatan, kekuatan untuk mampu menyelesaikan semua itu.
Tetapi lain hal yang akan terjadi, jika kita menganggap enteng dan sepele suatu pekerjaan kecil dan tugas kecil tanpa mengucapkan bismillah serta tidak ingat kepadanya niscaya Allah menjadikannya suatu pekerjaan yang berat sekalipun dan tidak mampu kita menyelesaikannya, jika suatu pekerjaan yang kecil dan mudah kita sepelekan dan kita anggap enteng.
Bagaimana kita mampu dan sanggup mengerjakannya sedangkan Allah saja tidak meridhai setiap aktivitas dan pekerjaan yang kita lakukan, memang sesuatu tang tidak biasa dilakukan memang berat, tetapi bisa kalau kita yakin dan mau berusaha, tetapi memang sulit melakukan dan menjauhi segala kebiasaan yang sudah biasa kita lakukan.
Lakukanlah segala sesuatu itu dengan senyuman dan bismillah, serta keikhlasan dalam diri kita, maka seberat apapun pekerjaan itu akan menjadi mudah dan tanpa kita sadari akan selesai dengan sendirinya.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/10/20/40941/awali-langkahmu-dengan-bismillah/#ixzz2ihW2JD9h
Tidak ada komentar:
Posting Komentar